Peran Pemuda Dan Keluarga Dalam Menanggulangi HIV/AIDS

Peran Pemuda Dan Keluarga Dalam Menanggulangi HIV/AIDS Dewasa ini sering kali diadakan seminar ataupun pelatihan mengenai HIV/AIDS, baik oleh BKKBN, dinas pemberdayaan perempuan, dll. Mengapa pemerintah begitu giat mengadakan kegiatan-kegiatan tersebut?. Pertanyaan itu muncul secara terus menerus di dalam sanubari. Faktanya sampai saat ini penyakit AIDS merupakan penyakit yang belum memiliki obat dalam kata lain berarti penyakit ini belum dapat disembuhkan, fakta ini dapat menjawab dengan sendirinya pertanyaan di atas, betapa dahsyat dan ganasnya penyakit ini. Founding father bangsa ini, yaitu Ir.Soekarno berkata:”Berikan 1000 orang tua untukku, maka akan kucabut semeru dari akarnya. Dan berikan sepuluh pemuda untukku, maka akan kuguncangkan dunia ini.” Dari kutipan tersebut dapat terlihat betapa besarnya peran dan dampak generasi muda dalam membangun suatu bangsa bahkan dunia. Generasi muda merupakan elemen utama di dalam pembangunan bangsa, mau dibawa kemana nasib suatu bangsa berada di dalam genggaman tangan para generasi muda. Hancur generasi mudanya, maka hancurlah suatu bangsa. Jika generasi muda tidak memiliki masa depan, sama artinya bangsa tidak memiliki masa depan. Karena di masa depan para generasi muda lah yang akan menjalankan berbagai sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, baik di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, teknologi, dll. Lalu apa yang bisa kita lakukan ?. Pertanyaan tersebut muncul, karena sebagai generasi muda kita harus melakukan aksi-aksi nyata dalam membangun bangsa ini, kita sebagai generasi muda harus bisa mengisi masa muda dengan kegiatan positif. Sebagai contoh aktif dalam organisasi, ataupun aktif dalam berbagai perlombaan,dll. Mencermati bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang sangat ganas dan berbahaya, yang sampai detik ini belum ditemukan penyembuhnya. Saya sebagai representatif generasi muda akan memberikan beberapa contoh nyata hal-hal yang dapat generasi muda lakukan dalam menanggulangi HIV/AIDS, yaitu sebagai berikut: 1. Mengisi waktu dengan kegiatan positif Ya jelas, mengisi waktu dengan kegiatan yang positif seperti aktif dalam berbagai organisasi di dalam sekolah merupakan salah satu proteksi terhadap hal-hal negatif seperti geng motor, kriminalitas,dll. Jika kita berkecimpung di dalam kegiatan yang positif, maka otomatis kita juga akan bergaul dengan lingkungan yang positif, lingkungan yang jauh dari hal-hal negatif. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif, fokus dan tujuan kita menjadi jelas, waktu dipergunakan seefisien mungkin untuk berbagai kegiatan. Jadi tidak ada ruang bagi pengaruh negatif karena sudah mempunyai kesibukan sehingga tidak mudah tergoda dengan hal-hal negatif. 2. Selektif dalam menghadapi arus globalisasi Dewasa ini dunia terasa tiada batas, tidak ada sekat-sekat yang menghambat antara satu orang dengan orang yang lainnya, akan tetapi arus globalisasi yang diiringi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga mengandung dampak buruk, contohnya seperti beredar luasnya pornografi di media sosial, banyaknya kekerasan dalam sinetron maupun film,dll. Kita harus “menyaring” dampak arus globalisasi, kita harus bisa menggunakan kemajuan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat, salah satu contohnya yaitu adanya e-bank, kita tidak perlu susah-susah lagi menunggu ataupun mengantri di bank karena transaksi sudah dapat dilakukan melalui handphone ataupun gadget. Akan tetapi jika hal tersebut tidak digunakan dengan bijak, maka itu bisa menjadi peluang timbulnya kejahatan di dunia maya atau lebih dikenal dengan cyber crime, dengan mudahnya oknum yang tidak bertanggung jawab bisa membobol rekening milik orang lain. 3. Memproteksi diri dengan ilmu agama Tidak ada agama yang bertujuan menjerumuskan manusia ke dalam kesengsaraan, semua agama pasti memberikan petunjuk yang terbaik bagi seluruh umat manusia. Seperti tercantum dalam firman Allah SWT berikut: وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً, yang artinya:"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S Al-Isra:32), ayat diatas berisikan tentang larangan untuk berzina, bahkan mendekati zina pun haram hukumnya. Ayat-ayat suci al-qur’an diturunkan dengan tujuan untuk membimbing manusia ke jalan yang benar, pasti ada sebab mengapa zina itu dilarang oleh Allah SWT. Zina telah terbukti menjadi pintu gerbang bagi hal-hal buruk lain seperti narkoba,judi,miras, dll. Jadi sebaiknya kita menjaga diri kita dengan ilmu agama agar terhindar dari hal-hal negatif di era modern ini. 4. Bangun kepekaan sosial mulai dari diri sendiri Layaknya pepatah yang berbunyi:”sedikit-sedikit lama lama menjadi bukit.”, jika kita ingin melakukan perubahan besar, maka mulailah dengan perubahan kecil dari kita sendiri, lalu menyebar ke lingkungan disekitar kita. Contoh sederhananya adalah ketika berkumpul bersama teman-teman,kita mencoba sejenak untuk melepaskan diri dari pengaruh gadget,membuat kesepakatan untuk tidak menggunakan gadget selama berkumpul lalu bercengkrama dengan teman-teman kita. Dunia maya memang diciptakan untuk mendukung komunikasi untuk dunia nyata, akan tetapi jangan sampai dunia maya malah menghilangkan komunikasi kita di dunia nyata. Lalu mengapa keluarga juga memiliki peranan besar dalam penanggulangan HIV/AIDS?Keluarga merupakan orang-orang terdekat dengan kita, lingkungan pertama yang kita kenal, keluarga juga berfungsi sebagai sekolah pertama bagi kita. Tempat kita pertama mengenal angka,huruf,dll yang diajarkan oleh orang tua kita. Salah satu cara penularan penyakit AIDS adalah dengan cara keturunan, maksudnya adalah virus HIV dapat menular dari ibu ke anaknya, baik ketika masih di dalam kandungan ataupun ketika bayi sudah lahir ketika seorang ibu menyusui anaknya. Seperti kita ketahui sendiri bahwa virus HIV dapat menular melalui cairan kelamin dan darah(ASI). Keluarga dalam hal ini orang tua merupakan orang-orang yang sangat berperan dalam tumbuh dan kembangnya seorang anak, sudah selayaknya para orang tua berpikir matang sebelum bertindak. Jangan sampai karena kesalahan orang tua, justru berimbas kepada anak-anak yang tidak berdosa. Lalu apa saja peran keluarga dalam penanggulangan HIV/AIDS?Apa yang keluarga bisa lakukan?berikut akan saya paparkan beberapa contoh peran penting keluarga dalam penanggulangan HIV/AIDS, yaitu sebagai berikut: 1. Keluarga sebagai sekolah pertama bagi anak Seperti yang sebelumnya saya sampaikan bahwa keluarga berfungsi sebagai sekolah pertama bagi anak, keluarga yang pertama mendidik seorang anak. Jelas jika lingkungan keluarga mengajarkan anak kebaikan, maka anak akan mengikuti keluarganya, ini jelas membawa dampak positif dalam membangun karakter dan sifat anak. Akan tetapi jika sebaliknya jika lingkungan keluarga mengajarkan hal-hal yang buruk seperti kekerasan, maka ini akan sangat beresiko bagi psikis sang anak, anak akan memberontak dan mencari jati dirinya ke luar keluarganya. Hal tersebut sangat beresiko dan bisa saja menjadi awal dari hal-hal negatif seperti rokok, lalu berlanjut ke narkoba dan miras, setelah masuk ke lingkungan seperti itu, kemungkinan besar anak akan mengenal mengenai sex bebas yang akan menjadi gerbang bagi HIV/AIDS. 2. Sebagai filter dalam pergaulan anak Layaknya kalimat yang berbunyi:”Home sweet home”, rumah merupakan tempat yang paling menyenangkan bagi kita semua. Tanpa memandang harta, dan tahta, rumah adalah tempat kita menghilangkan kepenatan dari kesibukan kita, berkumpul bersama keluarga, mendapatkan kasih sayang dari orang-orang terdekat kita,dll. Dalam hal ini keluarga berperan dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi anak yang akan berdampak baik pada psikis anak sehingga dapat mencegah masuknya pengaruh hal-hal negatif, selain itu keluarga khususnya orang tua dapat juga berfungsi sebagai teman dari anak, berbagi cerita maupun pengalaman sehingga anak tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah. Orang tua juga memberi saran dan pengarahan mengenai pergaulan anak, sehingga anak dapat berpikir dengan sendirinya mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kondisi keluarga yang kondusif maka itu akan dengan sendirinya membawa dampak yang positif bagi anak. Dari seluruh penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menanggulangi HIV/AIDS dibutuhkan partisipasi dari berbagai pihak, kita tidak bisa menggantungkan harapan hanya pada pemerintah saja. Sudah saatnya bagi kita bagi generasi muda untuk mulai membangun bangsa, seperti kalimat yang pernah disampaikan John F Kennedy:”Don’t ask what your country can do for you, but ask what you can do for your country”, jika bukan kita siapa lagi yang akan membangun bangsa ini?. Keluarga sebagai lingkungan terdekat dan sekolah pertama bagi anak juga berperan penting dalam pembentukan karakter para generasi penerus bangsa ini, generasi muda harus dibentuk karakternya dari sekarang jika tidak ingin melihat negara kita menjadi negara yang tidak berbudaya dan terbawa efek negatif dari arus globalisasi. Sebagaimana slogan yang berbunyi:”Think Globally,Act Locally”, jika kita ingin mewujudkan bangsa indonesia menjadi negara yang besar dan berbudaya, tidak perlu ikut-ikut dengan negara lain, karena kebudayaan kita sudah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkarakter. Berpikirlah luas untuk membawa Indonesia disegani di dunia, dan bertindaklah sesuai dengan jati dirimu INDONESIA.
Previous
Next Post »